Patung.
Cerita Lima Patung Di Ibukota Jakarta
Jakarta, Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Glamour, megah, dan sudah tentu penuh dengan gedung pencakar langit dan berbagai atribut lambang kota metropolitan. Bila datang ke Jakarta dan berkeliling ke seantero pelosok kota, barangkali memerlukan waktu lebih dari satu bulan supaya dapat menikmati keistimewaan Ibukota Jakarta dengan segala hiruk-pikuknya. Berikut ini, ada lima atribut Jakarta berupa patung atau monumen yang tidak ditemukan di kota lain.
1. Patung Selamat Datang
Disebut juga Patung Jali-Jali, Patung HI
Patung Selamat Datang dibangun dalam rangka menyambut para atlit Asian Games IV tahun 1962. Patung ini ada di depan gedung Hotel Indonesia, berdiri kokoh persis di atas air mancur Bundaran HI. Patung perunggu ini dibuat sama Edhi Sunarso, dan dirancang sama Henk Ngantung sebelum menjabat Gubernur Jakarta (1964-1965). Patung sepasang muda-mudi ini mengharadap ke arah Kota (Utara) yang waktu itu sebagai pusat bisnis, perdagangan dan pendatang dari pelabuhan. Lambaian tangan seakan menyapa para pendatang "Salam selamat datang di Jakarta".
Disekitar patung ini ada lima Air Mancur yang merupakan simbol Pancasila ideologi Negara Republik Indonesia. Kabarnya juga tanda memberi salam kepada kota Jakarta sebagai Ibu Negara dan Kota Metropolitan yang tidak pernah tidur, yakni identik dengan ucapan Selamat Pagi, Selamat Siang, Selamat Petang, Selamat Malam dan Selamat Hari Minggu.
Disebut juga Patung Jali-Jali, Patung HI
Patung Selamat Datang dibangun dalam rangka menyambut para atlit Asian Games IV tahun 1962. Patung ini ada di depan gedung Hotel Indonesia, berdiri kokoh persis di atas air mancur Bundaran HI. Patung perunggu ini dibuat sama Edhi Sunarso, dan dirancang sama Henk Ngantung sebelum menjabat Gubernur Jakarta (1964-1965). Patung sepasang muda-mudi ini mengharadap ke arah Kota (Utara) yang waktu itu sebagai pusat bisnis, perdagangan dan pendatang dari pelabuhan. Lambaian tangan seakan menyapa para pendatang "Salam selamat datang di Jakarta".
Disekitar patung ini ada lima Air Mancur yang merupakan simbol Pancasila ideologi Negara Republik Indonesia. Kabarnya juga tanda memberi salam kepada kota Jakarta sebagai Ibu Negara dan Kota Metropolitan yang tidak pernah tidur, yakni identik dengan ucapan Selamat Pagi, Selamat Siang, Selamat Petang, Selamat Malam dan Selamat Hari Minggu.
2. Patung Arjuna Wijaya/ Patung Asta Brata
Nama lain: Patung Kuda Setan, Patung Delman
Patung Arjuna Wijaya yang dibangun Agustus 1987 ini melukiskan Arjuna dalam perang Baratayudha berkendaraan kereta perangnya dengan kusir Batara Kresna. Adegan patung karya pematung Nyoman Nuarta itu diambil dari fragmen waktu mereka melawan Adipati Karna. Kereta itu ditarik delapan kuda, yang melambangkan delapan ajaran kehidupan.
Asta Brata itu meliputi falsafah bahwa hidup harus mencontoh bumi, matahari, api, bintang, samudra, angin, hujan dan bulan. Di bagian patung itu nempel prasasti yang bertuliskan ‘Kuhantarkan kau melanjutkan perjuangan dengan pembangunan yang tidak mengenal akhir’.
Nama lain: Patung Kuda Setan, Patung Delman
Patung Arjuna Wijaya yang dibangun Agustus 1987 ini melukiskan Arjuna dalam perang Baratayudha berkendaraan kereta perangnya dengan kusir Batara Kresna. Adegan patung karya pematung Nyoman Nuarta itu diambil dari fragmen waktu mereka melawan Adipati Karna. Kereta itu ditarik delapan kuda, yang melambangkan delapan ajaran kehidupan.
Asta Brata itu meliputi falsafah bahwa hidup harus mencontoh bumi, matahari, api, bintang, samudra, angin, hujan dan bulan. Di bagian patung itu nempel prasasti yang bertuliskan ‘Kuhantarkan kau melanjutkan perjuangan dengan pembangunan yang tidak mengenal akhir’.
3. Patung Dirgantara
Nama plesetan: Superman, Patung Pancoran, Patung "Hei Loe"
Patung yang ada didaerah pancoran ini dirancang Edhi Sunarso sekitar tahun 1964 - 1965 dengan bantuan Keluarga Arca Yogyakarta atas permintaan Bung Karno untuk melambangkan keperkasaan dan kekuatan angkatan udara bangsa Indonesia.
Patung ini menghadap ke Utara dengan tangannya mengacung ke bekas Bandar Udara Internasional Kemayoran. Lokasinya dekat Markas Besar Angkatan Udara di Selatan dan Bandar Udara Domestik Halim Perdana Kusuma di Tenggaranya. Karena bertempat di kawasan Pancoran makanya patung ini sering dibilang patung Pancoran.
Nama plesetan: Superman, Patung Pancoran, Patung "Hei Loe"
Patung yang ada didaerah pancoran ini dirancang Edhi Sunarso sekitar tahun 1964 - 1965 dengan bantuan Keluarga Arca Yogyakarta atas permintaan Bung Karno untuk melambangkan keperkasaan dan kekuatan angkatan udara bangsa Indonesia.
Patung ini menghadap ke Utara dengan tangannya mengacung ke bekas Bandar Udara Internasional Kemayoran. Lokasinya dekat Markas Besar Angkatan Udara di Selatan dan Bandar Udara Domestik Halim Perdana Kusuma di Tenggaranya. Karena bertempat di kawasan Pancoran makanya patung ini sering dibilang patung Pancoran.
4. Patung Pahlawan
Nama lainnya : Patung Pak Tani dan Bu tani
Patung ini dibangun dari ide dasar menghormati dan menghargai pada para pejuang kemerdekaan Indonesia. Seorang laki-laki yang pakai caping, memanggul senapan digambarkan sedang minta restu pada wanita yang ada di hadapannya, seolah minta ijin untuk maju ke medan perang. Mungkin karena si lelaki pakai caping, kemudian beberapa pendatang banyak menyebut itu patung Pak Tani.
Ide patung ini dari Soekarno yang terkesan pada patung-patung yang ada di Moskow. Presiden Rusia saat itu mengajak Soekarno menemui seniman patung, Matvei Manizer dan anaknya Otto Manizer. Kedua seniman itu pun diundang ke Indonesia untuk membangun patung yang melambangkan semangat kemerdekaan.
Sebelum mendesain, kedua pematung itu - Matvei Manizer dan anaknya Otto Manizer berkeliling daerah hingga menemukan legenda Jawa Barat, berkisah tentang seorang Ibu yang mengiringi anaknya untuk pergi berperang. Sang Ibu memberikan semangat supaya memenangkan setiap peperangan dan selalu ingat sama orang tua dan negaranya.
Patung perunggu ini dibuat di Rusia, dibawa ke Indonesia pake kapal laut, diresmikan tahun 1963 oleh Presiden Soekarno dan pada papan di monumen ini tertulis:
"Bangsa yang menghargai pahlawannya adalah bangsa yang besar".
Nama lainnya : Patung Pak Tani dan Bu tani
Patung ini dibangun dari ide dasar menghormati dan menghargai pada para pejuang kemerdekaan Indonesia. Seorang laki-laki yang pakai caping, memanggul senapan digambarkan sedang minta restu pada wanita yang ada di hadapannya, seolah minta ijin untuk maju ke medan perang. Mungkin karena si lelaki pakai caping, kemudian beberapa pendatang banyak menyebut itu patung Pak Tani.
Ide patung ini dari Soekarno yang terkesan pada patung-patung yang ada di Moskow. Presiden Rusia saat itu mengajak Soekarno menemui seniman patung, Matvei Manizer dan anaknya Otto Manizer. Kedua seniman itu pun diundang ke Indonesia untuk membangun patung yang melambangkan semangat kemerdekaan.
Sebelum mendesain, kedua pematung itu - Matvei Manizer dan anaknya Otto Manizer berkeliling daerah hingga menemukan legenda Jawa Barat, berkisah tentang seorang Ibu yang mengiringi anaknya untuk pergi berperang. Sang Ibu memberikan semangat supaya memenangkan setiap peperangan dan selalu ingat sama orang tua dan negaranya.
Patung perunggu ini dibuat di Rusia, dibawa ke Indonesia pake kapal laut, diresmikan tahun 1963 oleh Presiden Soekarno dan pada papan di monumen ini tertulis:
"Bangsa yang menghargai pahlawannya adalah bangsa yang besar".
5. Patung Pemuda Membangun Nama lainnya : Pizza Man, Patung Laki-laki Bawa Obor Patung ini terletak di Bundaran Senayan, tempat strategis sebagai titik temu antara Senayan sebagai pintu gerbang Jakarta Pusat dengan area Jakarta Selatan. Dibangun sebagai penghargaan bagi pemuda dan pemudi dalam keikut sertaannya pada pembangunan Indonesia. Patung melukiskan seorang pemuda gagah perkasa sedang memegang piring berisi api yang tak pernah padam sebagai perwujudan semangat pembangunan yang tak pernah mati. Awalnya akan diresmikan pada Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1971, tapi karena pembangunan belum selesai akhirnya baru bisa diresmikan pada bulan Maret 1972. |
Lebih lengkap simak http://geliat-kawula-alit.blogspot.com