Orang Utan.

Orangutan Sumatera (Pongo abelii)


Orangutan Sumatera atau Pongo abelii merupakan satu diantara 11 hewan mamalia paling langka di Indonesia. Populasi orangutan sumatera diperkirakan hanya sekitar 6.500 ekor (Dephut, 2007) saja. Populasinya ini jauh lebih sedikit dibanding saudaranya, orangutan kalimantan.
Orangutan Sumatera adalah hewan endemik pulau Sumatera. Spesies kera besar seperti halnya gorila dan simpanse ini hanya bisa ditemukan di hutan Sumatera saja dan merupakan spesies primata besar paling langka di dunia.

Ciri-ciri dan Diskripsi Orangutan Sumatera.
Orangutan Sumatera (Pongo abelii) hampir mirip dengan orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) namun memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil. Tinggi tubuh orangutan sumatera sekitar 1,25-1,5 meter dengan berat tubuh berkisar 30-50 kg (betina) dan 50-90 kg (jantan).

Ciri lain orangutan sumatera adalah postur tubuh yang besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki pendek, dan tidak memiliki ekor. Pada tubuhnya ditumbuhi bulu (rambut) berwarna merah kecoklatan.
Orangutan sumatera merupakan binatang omnivora walaupun lebih menyukai tumbuhan. Makanannya bisa berupa buah-buahan, dedaunan, kulit pohon, bunga, telur burung, serangga, dan vertebrata kecil lainnya.

Orangutan jantan dewasa lebih sering menyendiri. Kelompok-kelompok kecil terdiri hanya 2-3 orangutan. Hewan endemik sumatera ini mempunyai daya jelajah sekitar 2-10 km. Anak orangutan akan bersama induknya hingga usia 3,5 tahun. Sedangkan orangutan betina mulai dewasa dan mampu bereproduksi menginjak usia 10-11 tahun.
Yang membedakan dengan orangutan kalimantan, selain ukuran tubuh yang relatif lebih kecil, orangutan sumatera (Pongo abelii) jantan memiliki kantong pipi yang panjang.

Daerah Persebaran, Populasi, dan Konservasi.
Sebagai hewan endemik sumatera, Orangutan sumatera hanya bisa dijumpai di pulau Sumatera. Beberapa kawasan yang menjadi habitat primata besar ini antara lain di Sumatera bagian utara (Aceh dan Sumatera Utara) seperti di Taman Nasional Gunung Leuser dan Suaka Margasatwa Bukit Lawang. Beberapa tahun terakhir telah dilakukan reintroduksi orangutan sumatera ke kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (Jambi dan Riau).

Populasi orangutan sumatera (Pongo abelii) semakin hari semakin menurun. Menurut data IUCN Redlist (2004) populasi mamalia ini hanya 7.300 ekor saja. Dan menurut data Departemen Kehutanan dalam Rencana Aksi dan Strategi Konservasi Orangutan (2007) populasinya diperkirakan tinggal 6.500 ekor. Padahal menurut survei tahun 1994 populasi primata ini masih 12.000 ekor.

Makin langka dan berkurangnya populasi Orangutan Sumatera diakibatkan oleh kerusakan hutan sebagai habitat Orangutan Sumatera. Hutan tropis sumatera yang ditetapkan UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia mengalami degradasi akibat konversi perkebunan sawit, pertambangan, pembukaan jalan, legal maupun ilegal loging, pemukiman dan kebakaran hutan.

Ancaman juga terjadi akibat perburuan liar dan perdagangan bebas. Menurut WWF, pada tahun 1985-1990 saja sekitar 1000-an lebih orangutan sumatera telah dijual ke Taiwan.
Lantaran populasi yang terus menurun dengan cepat tersebut, IUCN Redlist memasukkan orangutan sumatera dalam status konservasi Critically Endangered (Kritis) sejak tahun 2000. Dengan status ini orangutan sumatera menjadi salah satu dari 11 mamalia paling langka di Indonesia.

Orangutan sumatera juga dimasukkan dalam daftar Apendiks I oleh CITES yang berarti tidak boleh diperdagangkan dalam segala bentuk perdagangan internasional. Sedang di Indonesia sendiri, hewan endemik Sumatera ini telah dilindungi berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999.
Jika ancaman perburuan liar dan luas hutan Sumatera yang terus dibiarkan menciut, tidak menutup kemungkinan orangutan sumatera (Pongo abelii) akan menjadi primata besar pertama yang punah di dunia. Dan ini pastinya akan menjadi rekor Indonesia yang menyakitkan kita semua.

Klasifikasi ilmiah.
Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Primates; Famili: Hominidae; Upafamili: Ponginae; Genus: Pongo; Spesies: Pongo abelii.

Selengkapnya simak Alamendah’s Blog

Next Post Previous Post
6 Comments
  • Obat Asam Urat Herbal
    Obat Asam Urat Herbal 22 Desember 2011 pukul 10.00

    hemmh,,emang populasi orang utan itu udah makin sedikit aja,,apalagi saat dengar penyiksaan terhadap orang itan,,itu miris banget,,
    semoga semakin dilindungi,,

  • tagantar
    tagantar 22 Desember 2011 pukul 10.48

    Orang Utan sekarang sdh di ambang kepunahan,..! smoga saja pemerintah lebih memperhatikan Habitat Orang Utan agar tetap Lestari dan terjaga,..! Bahkan baru 2x tadi di tempat saya (kalimantan) telah terjadi pembantaian Orang Utan yg di lakukan oleh segelintir oknum...Semoga ini tdk terjadi lg,. Amiin..

    Happy Blogging Sahabatku.. !!

  • Indonesia Ku
    Indonesia Ku 22 Desember 2011 pukul 14.16

    @ obat & tagantar : smg dengan adanya tulisan ini banyak orang Indonesia tergugah untuk kepeduliannya terhadap mahluk ini. Trima ksih komen nya...salam..

  • Unknown
    Unknown 23 Desember 2011 pukul 17.02

    Saya sungguh trenyuh saat mendengar berita di televisi ada pembantaian orang utan di Kalimantan...
    Mudah2an dengan tulisan sobat ini ada pengaruh kepada khalayak ramai agar sadar akan kekayaan alam kita yang perlu dilestarikan ,,, Aamiin...

  • Unknown
    Unknown 23 Desember 2011 pukul 20.30

    lindungi orang utan,.,.

    salam blogwalking

    hmsf08.blogspot.com

  • Raja
    Raja 23 Desember 2011 pukul 21.19

    jadi kesal dengan kejadian pembantaian di Kalimantan :@

Add Comment
comment url