Sunatan di Betawi.
Upacara Sunatan ala Betawi
Anak-anak Betawi biasanya minta disunat ketika mereka menginjak usia antara sembilan atau sepuluh tahun. Mereka merasa malu jika sudah besar belum disunat. Kalo saya sih pas umur 10 tahun kalo kalian gimana?
Sebelum disunat, penganten sunat biasanya diarak keliling kampung. Penganten naik delman atau naik kuda. Dibelakang delman atau kuda biasanya keluarga penganten sunat. Teman-teman sepermainannya ikut mengarak penganten sunat. Arak-arakan ini dimaksudkan memberikan kesenangan dan kegembiraan kepada penganten sunat agar tidak takut untuk disunat.
Penganten sunat juga mempunyai setelan tersendiri, didandani layaknya seorang penganten yang mau menikah.
Perlengkapan penganten sunat sebagai berikut:
1. Jubah atau jube , yaitu pakaian luar yang longgar, besar, dan terbuka pada bagian tenga depan dari leher sampai ke bawah. Panjang jubah ini kira-kira 3 jari dari pakaian dalamnya.
2. Gamis , yaitu pakaian dalam berwarna muda, kalem dan lembut, yang tidak kontras dengan warna jubahnya. Gamis ini tidak dihias atau bermotif, jadi polos saja.
3. Selempang . Dikenakan sebagai tanda kebesaran. Selempang ini dipakai dibagian dalam jubah. Ia diselempangkan pada pundak kiri menuju pinggang kanan. Lebarnya kira-kira 15 cm.
4. Alpie , yaitu tutup kepala khas sorban haji yang tingginya disesuaikan dengan yang memakainya, dililit sorban putih atau emas. Hiasan alpie adalah melati tiga untai/ronce, yang bagian atasnya diselipkan bunga mawar merah dan ujungnya ditutup dengen bunga cempaka.
5. Alas kaki , berupa sepatu tutup atau banyak juga yang menggunakan trompah berhiaskan mote.
1. Jubah atau jube , yaitu pakaian luar yang longgar, besar, dan terbuka pada bagian tenga depan dari leher sampai ke bawah. Panjang jubah ini kira-kira 3 jari dari pakaian dalamnya.
2. Gamis , yaitu pakaian dalam berwarna muda, kalem dan lembut, yang tidak kontras dengan warna jubahnya. Gamis ini tidak dihias atau bermotif, jadi polos saja.
3. Selempang . Dikenakan sebagai tanda kebesaran. Selempang ini dipakai dibagian dalam jubah. Ia diselempangkan pada pundak kiri menuju pinggang kanan. Lebarnya kira-kira 15 cm.
4. Alpie , yaitu tutup kepala khas sorban haji yang tingginya disesuaikan dengan yang memakainya, dililit sorban putih atau emas. Hiasan alpie adalah melati tiga untai/ronce, yang bagian atasnya diselipkan bunga mawar merah dan ujungnya ditutup dengen bunga cempaka.
5. Alas kaki , berupa sepatu tutup atau banyak juga yang menggunakan trompah berhiaskan mote.
Lalu setelah diarak penganten sunat diapain?? Langsung disunat?? Sejauh pengetahuan saya, penganten sunat tidak langsung disunat setelah diarak. Penganten akan disunat dihari berikutnya. Sebelum disunat, biasanya penganten dilarang lari-larian atau lompat-lompatan agar ketika disunat tidak banyak mengeluarkan darah.
Pelaksanaan sunatan bisa dilakukan oleh dukun sunat, bengkong, matri atau dokter. Pada masa sekarang, dukun sunat atau bengkong sudah jarang ditemukan. Saya aja di dokter (hehe). Pelaksanaan sunatan sekarang sudah menggunakan peralatan dan teknologi canggih yang dilakukan oleh dokter. Peralatan serba modern dan steril. Pisau, gunting atau laser adalah alat yang biasa digunakan dokter untuk sunatan. Yang baca ini pasti pake kampak ya? Ngaku?? (just kidding).
Selesai disunat, penganten sunat mengenakan baju koko berwarna putih, sarung dan peci. Dalam beberapa hari saja, anak yang disunat sudah dapat mengenakan celana dan dapat bermain kembali bersama temannya. Penganten sunat duduk disinggasana layaknya seorang raja. Saat inilah, saat-saat paling menyenangkan, kenapa? Inilah saat-saat penganten sunat mendapatkan banyak amplop berisi uang. Haha…
Seperti acara pernikahan, acara sunatan juga terdapat hiburan. Keluarga biasanya “nanggep” hiburan. Gambang keromong, orkes tanjidor, dangdut, layar tancap, organ tunggal dan marawis.
Jelasnya simak di Jaya's Blog.