Makanan Betawi.
Aneka Makanan Betawi.
1.Kerak Telor
Berbicara mengenai kuliner khas Betawi tentu tidak akan terlewat dengan sebuah penganan yang diberi nama kerak telor. Makanan yang mungkin namanya diambil dari rupanya yang sedikit gosong ini konon sudah ada ketika Jakarta masih bernama Batavia. Waktu itu di Batavia masih banyak ditumbuhi pohon kelapa yang sebagian dimanfaatkan oleh penduduk untuk berbagai macam keperluan. Salah satu diantaranya adalah dengan memarut daging buahnya lalu mencampurnya dengan ketan, telur ayam dan beberapa bumbu masakan kemudian dimasak sedemikian rupa sehingga penganan yang disebut kerak telor.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, makanan yang dahulu selalu disajikan pada saat ada hajatan besar orang Betawi ini mulai terpinggirkan oleh makanan cepat saji ala barat dan makanan yang berasal dari daerah lain. Kerak telor di daerah Jakarta hanya dapat dijumpai di beberapa tempat saja, seperti: obyek wisata Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta selatan; Hutan Kota Srengseng, Jakarta Barat; Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta Pusat; dan beberapa tempat lainnya di Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan daerah sekitar perbatasan Jakarta dan Bogor (Citayam, Bojong).
Ironisnya lagi, pembuat kerak telor pun sudah tidak didominasi oleh orang Betawi asli, melainkan orang Sunda yang berasal dari daerah Bogor, Garut, dan Bandung. Hal ini terlihat ketika ada Pekan Raya Jakarta atau yang kini berganti nama menjadi Jakarta Fair Kemayoran yang diselenggarakan satu tahun sekali. Dari ratusan penjual kerak telor yang ada di tempat itu mayoritasnya adalah orang Sunda, sedangkan orang Betawi asli hanya berjumlah puluhan saja. Faktor utama penyebabnya adalah keengganan generasi muda Betawi untuk belajar atau mewarisi keahlian membuat kerak telor dari generasi pendahulunya.
Peralatan dan Bahan Pembuat Kerak Telor
Peralatan yang digunakan untuk membuat kerak telor adalah: wajan atau penggorengan, penutup wajan yang terbuat dari seng atau stainless, sendok wajan, wadah plastik untuk mengocok telur, sendok makan, dan kompor gas atau tungku berbahan bakar arang.
Sedangkan bahan-bahannya adalah: telur ayam atau bebek, kelapa parut, bawang merah, lada, ebi (udang kecil yang dikeringkan), beras ketan, cabe merah, kencur, jahe, merica, gula pasir, garam, dan daun salam.
Proses Pembuatan Kerak Telor
Untuk membuat sebuah kerak telor dapat dikatakan “gampang-gampang susah” karena memerlukan keahlian dan ketepatan dalam mengkombinasikan sejumlah bumbu menjadi satu. Sebab, apabila bumbu yang diracik kurang sempurna, maka hasilnya pun tidak akan enak atau nikmat untuk disantap. Konon, aroma dan rasa kerak telor akan lebih mantap lagi apabila disantap sesaat setelah diangkat dari penggorengan dan disajikan bersama kopi pahit sebagai “temannya”.
Sedangkan proses pembuatannya adalah sebagai berikut. Pertama, mencuci beras ketan agar kotorannya hilang lalu direndam semalaman. Selanjutnya, kelapa diparut lalu dibumbui dengan garam dan daun salam untuk dibuat serundeng yang warnanya agak kecoklatan. Setelah itu, menumbuk ebi (udang kering) hingga halus seperti bubuk kopi.
Apabila bahan-bahan diatas telah siap, maka tahap selanjutnya adalah memasak beras ketan yang dicampur dengan telur, ebi, kelapa parut, bawang merah, lada, cabe merah, kencur, jahe, merica, gula pasir dan garam hingga warnanya agak kemerahan. Setelah mengering dan bagian bawahnya mengerak, adonan dibalik dan dihadapkan langsung pada bara api tungku agar menghasilkan paduan rasa yang eksotik karena rasa kerak telor akan menyatu dengan aroma asap yang berasal dari arang. Dan, setelah matang dan diangkat dari penggorengan, kerak telor dapat disajikan dengan taburan bawang goreng dan serundeng.
2. Kembang Goyang
Sama seperti kerak telur, camilan khas Betawi ini juga sudah mulai jarang ditemui. Padahal rasanya yang gurih cukup menarik untuk dijadikan sebagai teman minum teh. Tidak percaya? Coba cari snack tersebut di pasar, lalu jadikan teman minum teh. Apabila tidak menemukan penjualnya, Anda dapat membuat sendiri. Siapkan tepung beras, gula, telur, santan, minyak goreng, dan cetakan kembang goyang. Kocok telur dan gula hingga lembut.
Masukkan tepung dan santan. Adukaduk hingga tercampur dan adonan licin. Lalu, panaskan minyak di wajan. Celupkan cetakan kembang goyang ke minyak panas hingga panas. Celupkan cetakan ke adonan. Celup lagi cetakan ke minyak panas. Setelah itu goyang-goyangkan hingga adonan lepas.
3. Roti Buaya
Pembuatan roti berbentuk buaya sebenarnya terinspirasi dari kebiasaan buaya yang hanya menikah sekali sepanjang hidupnya. Nah, berangkat dari situ, roti buaya dijadikan sebagai simbol kesetiaan pasangan yang telah menikah. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika roti buaya selalu hadir di setiap acara pernikahan adat Betawi.
Sekarang, mencari roti buaya terbilang sulit. Tidak semua toko roti menjualnya. Jika ingin membeli roti buaya, orang juga biasanya harus memesannya terlebih dahulu. Padahal membuat roti buaya tidaklah sulit. Bahan-bahannya yang terdiri dari terigu, gula pasir, margarin, garam, ragi, susu bubuk, telur, dan pewarna mudah diperoleh. Hanya, membentuk adonan hingga menyerupai buaya memerlukan kesabaran bagi yang tidak terbiasa membuatnya.
4. Kue Rangi
Kue khas Betawi itu kini jarang ditemui. Meski demikian, beberapa resto mulai menawarkan kembali hidangan tersebut. Kue rangi atau biasa disebut sagu rangi terbuat dari tepung kanji dicampur dengan kelapa yang diparut kasar. Dahulu, orang memanggang kue rangi dengan memanfaatkan api yang berasal dari kayu bakar atau arang. Alhasil, kue tersebut menjadi lebih wangi. Jika ingin mencicipinya, Anda juga dapat membuatnya sendiri.
Bahan-bahannya adalah kelapa setengah tua, ampas kelapa, tepung sagu aren, garam, dan gula merah. Cara membuatnya, campur kelapa parut, ampas kelapa, tepung sagu, dan garam. Aduk hingga rata. Panaskan wajan, taruh 1-2 sendok makan adonan. Ratakan hingga tipis. Lalu masak sampai kering dan matang. Setelah itu, taburi permukaannya dengan gula merah, lipat dua, dan angkat jika sudah garing. (S-1)
5. Dodol
Bagaimana dengan dodol Betawi? Dodol yang legit ini sebenarnya tidak kalah pamornya dengan dodol Garut. Sayangnya tidak mudah menjumpai dodol Betawi di ibukota. Masyarakat Betawi sangat antusias dalam menanggapi persoalan makanan manis ini. Bahan dasar yang digunakan untuk membuat dodol terdiri dari santan kelapa, garam, gula pasir, tepung beras dan gula merah. Dodol ini dapat Anda jumpai di kampung Dodol yang terletak bilangan kalibata. Dodol Betawi ada dikampung itu karena wilayah tersebut merupakan sentra produksi dan penjualan dodol Betawi.
Dodol merupakan salah satu makanan khas yang dimiliki masyarakat Betawi yang banyak diminati orang sejak zaman dulu sampai sekarang.
Bagi masyarakat Betawi Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha identik dengan dodol. Selain karena sudah menjadi tradisi, biasanya dodol tersebut juga dikirim kepada sanak famili. Tidak hanya itu, dodol Betawi juga biasa dijadikan hantaran wajib bagi pengantin Betawi.
Dikutip Dari Berbagai Sumber
nice info
wah info yang lengkap ... bagus