Kompleks Gunung Dieng. [Gunung tua yang sedang bergolak].
Dataran
tinggi Dieng lebih dikenal sebagai lokasi wisata ketimbang sebuah
kompleks gunungapi tua dengan segala seluk beluknya.
Secara geologi
Dieng merupakan sebuah kompleks gunungapi tua yang berada di Jawa
Tengah.Lokasi wisata ini sudah dikenal didalam maupun luar negeri.
Berita tentang naiknya status Waspada (level 3) kompleks Gunung Dieng
ini tentunya banyak mengundang pertanyaan. Apa sebenernya kompleks
gunung Dieng ini.
Menurut catatan VSI (Vulkanological Survey Indonesia) kompleks gunungapi ini dikenal dengan :
- Nama : G. Dieng (Nama Lain : Gunung Parahu)
- Lokasi : Koordinati : 7°12′ LS dan 109°54′ BT .
Nama kota Dieng Kulon. Kota terdekat Banjar-negara (kota Kabupaten)
- Ketinggian : 2565 m. dpl.
- Tipe Gunungapi : Strato, dengan lapangan solfatara dan fumarola, serta banyak kawah (cone).
Bahaya gas beracun
Kawah Sinila yang pernah mengeluarkan gas beracun pada tahun 1979
Gunungapi Dieng memang berupa kompleks gunung api yang memiliki
banyak kawah. Diantaranya nama kawahnya adalah : Timbang, Sikidang,
Upas, Sileri, Condrodimuko, Sibanteng dan Telogo Terus. Yang
membahayakan dari Gunung Dieng ini adalah hembusan gas beracun yang
berupa CO2. Emisi gas yang dihasilkan oleh beberapa kawah sudah
diketahui sejak lama (Bemmelen, 1949; Allard dkk., 1989). Pada tahun
1979, terjadi erupsi freatik pada kawah Sinila, menghasilkan gas-gas,
hususnya CO2. Akumulasi gas CO2 yang cukup tinggi tersebut bergerak
menuruni lereng dan lembah serta meliwati jalan perkampungan,
menyebabkan terbunuhnya 142 penduduk yang tinggal disekitar daerah
letusan tersebut.
Sejarah Geologi Kawasan Gunung Dieng
Kegiatan gunungapi pada komplek G.Dieng dari yang tua hingga yang
termuda dapat dibagi dalam tiga episoda yang didasarkan pada umur
relatif, sisa morfologi, tingkat erosi, hubungan stratigrafi dan
tingkat pelapukan.
Peta kawah-kawah di Kompleks Gunung Dieng
Formasi pra Kaldera, dindikasikan oleh kegiatan
vulkanik dari Rogo Jembangan, Tlerep, Djimat dan vulkanik Prau.
Produknya tersebar dibagian luar dari komplek Dieng.
Formasi setelah Kaldera, diperlihatkan oleh
aktivitas vulkanik yang berada didalam kaldera. Diantaranya,
Bisma-Sidede, Seroja, Nagasari, Pangonan, Igir Binem dan Vulkanik Pager
Kandang. Produknya berupa piroklastik jatuhan yang menyelimuti hampir
seluruh daerah, dikenal juga sebagai endapan piroklastik daerah Dieng
yang tak terpisahkan. Kegiatan saat ini ditandai oleh lava berkomposisi
biotit andesit berasosiasi dengan jatuhan piroklastik. Aktivitas terahir ditandai oleh erupsi-erupsi preatik.
Episoda pertama (Formasi Pra Kaldera)
Produk piroklastika Rogojembangan (Djimat) menutupi daerah utara dan
selatan komplek, kemungkinan terbentuk pada Kuarter bawah (Gunawan,
1968).
Kawah Tlerep yang terdapat pada batas timur memperlihat terbuka kearah selatan membentuk struktur dome berkomposisi hornblende andesit.
Krater vulkanik Prau terletak kearah utara dari Tlerep.Setengah dari
kawah bagian barat membentuk struktur kaldera. Prau vulkanik
menghasilkan endapan piroklastik dan lava andesit basaltis.
Beberapa aktivitas vulkanik berkembang didalam kaldera, diantaranya:
- G. Bisma, yaitu kawah tua yang terpotong membuka kearah barat, dengan produknya berupa lava dan jatuhan piroklastik.
- G. Seroja memperlihatkan umur lebih muda dengan tingkat erosi
selope yang kurang kuat dibandingkan G.Bisma. Produknya berupa lava
berkomposisi andesitis dan endapan piroklastika.
- G.Nagasari, yaitu gunungapi composite, terdapat diantara Dieng-Batur dan berkembang dari utara ke selatan.
- G. Palangonan dan Mardada memiliki kawah yang berlokasi kearah
timur dari Nagasari, masih memperlihatkan morfologi muda (bertekstur
halus), serta menghasilkan lava dan endapan piroklastika.
- G. Pager Kandang (Sipandu) memiliki kawah pada bagian utara.
Solfatara dan fumarola tersebar sepanjang bagian dalam dan luar kawah
dengan suhu 74oC, serta batuan lava berkomposisi basaltis, yang
tersingkap di dinding kawah.
- G. Sileri, merupakan kawah preatik yang memperlihatkan aktivitas
hydrothermal berupa airpanas dan fumarola. Kawah ini telah aktif sejak
dua ratus tahun terahir, menghasilkan piroklastika jatuhan.
- G. Igir Binem, adalah gunungapi strato yang memiliki dua kawah,
disebut dengan telaga warna, yang tingkat aktivitas hidrothermalnya
cukup kuat.
- Group G. Dringo-Paterangan terletak didalam daerah depresi Batur,
terdiri dari kawah komposite, menghasilkan lava andesitis dan
piroklastik jatuahan.
Episoda ketiga
Peta Geologi Dieng yang dibuat oleh Pak Sukhyar (1994), kini Kepala Badan Geologi.
Aktivitas gunungapi pada episoda ini, menghasilkan lava andesit biotit, jatuhan piroklastik dan aktivitas hydrothermal.
Sejarah Letusan Dieng
Sejak tahun 1600, kegiatan G.api Dieng tidak memperlihatkan adanya
letusan magmatik, tetapi lebih didominasi oleh aktivitas letusan
freatik atau hydrothermal, sebagaimana diperlihatkan oleh beberapa
aktivitas yang telah diperlihatkan dalam sejarah letusan.
Tahun |
Nama Gunung/Kawah |
Aktivitas letusan |
Produk Letusan/korban |
1450 |
Pakuwojo |
Letusan normal |
Abu/Pasir ? |
1825/1826 |
Pakuwojo |
Letusan normal |
Abu/Pasir ? |
1883 |
Kw.Sikidang/Banteng |
Peningkatan kegiatan |
Lumpur kawah |
1884 |
Kw.Sikidang |
Letusan normal |
? |
1895 |
Siglagak |
Pembentukan celah |
Uap belerang |
1928 |
Batur ? |
Letusan Normal |
Lumpur dan batu |
1939 |
Batur |
Letusan normal |
Uap dan Lumpur,5 orang meninggal |
1944 |
Kw.Sileri |
Gempabumi dan letusan |
Lumpur/59 meninggal,38 luka-luka, 55 orang hilang |
1964 |
Kw.Sileri |
Letusan normal |
lumpur |
1965 |
Kw.Condrodimuko/Telaga Dringo |
Hembusan fumarola, lumpur (?) |
Uap air dominan |
1979 |
Kw.Sinila |
Hembusan gas racun |
Gas CO2, CO ?, CH4,Korban 149 meninggal |
1990’s |
Kw. Dieng Kulon |
Letusan freatik |
lumpur |
Karakter Letusan : Dominan letusan freatik dan gas (terutama CO2)(Sumber VSI)
Erupsi freatik cukup sering terjadi di dataran tinggi Dieng, hal
ini diperlihatkan oleh jumlah kawah yang terbentuk, yaitu ± 70 buah
dibagian timur dan tengah komplek, serta ± 30 buah dibagian barat
sector Batur. Sedikitnya 10 erupsi freatik telah terjadi dalam kurun
waktu 200 tahun terahir.Letusan freatik inilah yang merupakan bentuk
bahaya dari kompleks Gunung Dieng.
Menurut VSI erupsi freatik komplek Dieng dapat dibagi dalam dua katagori:
- Erupsi tampa adanya tanda-tanda (precursor) dari seismisity, yaitu
hasil dari proses “self sealing” dari solfatar aktif (erupsi
hydrothermal).
- Erupsi yang diawali oleh gempabumi lokal atau regional, atau oleh
adanya retakan dimana tidak adanya indikasi panasbumi dipermukaan.
Erupsi dari tipe ini umum terjadi di daerah Graben Batur, sebagaimana
diperlihatkan oleh erupsi freatik dari vulkanik Dieng pada Pebruari
1979.
Aktivitas erupsi di komplek Dieng termasuk dalam katagori kedua.
Aktifitas Gunung Dieng Mei 2011 (Kawah Timbang).
Gunung Dieng saat ini dalam status waspada.
Terutama pada daerah Kawah Timbang.
Sudah dimulai evakuasi warga oleh PMI. Berdasarkan data terakhir pada
pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dieng, terjadi peningkatan kandungan
gas CO2 pada pukul 11.17 WIB, Sabtu 28 Mei 2011, sebanyak 0,86 persen
volume. Sedangkan batas aman kandungan CO2 hanya 0,5 persen volume.
Selengkapnya simak Dongeng Geologi.